PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT PANCASILA
Filsafat
Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat
dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis
dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif
dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi
manusia pada umumnya. Contoh filsafat
Pancasila, terutama yang ada di kehidupan kita sehari-hari dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa contoh filsafat Pancasila:
1.
Penyelenggaraan
Negara Sesuai dengan Nilai Ketuhanan
Pancasila yang menjadi dasar falsafah Indonesia adalah
sumber nilai-nilai yang ada di Indonesia, termasuk nilai-nilai dalam
penyelenggaraan negara. Dalam hal ini, Pancasila juga memberi dasar bahwa
segala penyelenggaraan negara, baik materi maupun spiritual, harus sesuai
dengan nilai-nilai ketuhanan seperti yang dipaparkan dalam sila pertama
Pancasila. Negara bersifat material maksudnya adalah bentuk negara, tujuan
negara, hukum, sistem negara dan sebagainya. Sementara itu yang dimaksud dengan
negara bersifat spiritual adalah moral negara, moral penyelenggara negara, dan
semacamnya. Oleh karena itu, berpegang pada sila pertama Pancasila, kesemua
aspek pelaksanaan negara, baik material dan spiritual tersebut, harus sesuai
dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan sebagai kausa prima.
2.
Mengakui Persamaan
Derajat sebagai Manusia
Di sekitar kita terdapat begitu banyak manusia dari
beragam kalangan, agama, suku, budaya dan golongan. Seringkali perbedaan
kalangan atau kelas di masyarakat membuat seseorang lupa dan merasa lebih “superior”
dibanding orang lain. Hal ini bisa berujung pada tindakan semena-mena kepada
orang lain, bersikap mau sendiri, sombong dan lain-lain. Tentu saja sikap
seperti ini tidak bisa dibenarkan dalam filsafat Pancasila. Kita harus mengakui
persamaan derajat di masyarakat. Tidak ada yang lebih superior atau lebih
rendah dibandingkan orang lainnya. Kita semua sama-sama manusia yang wajib
untuk menjaga hak orang lain dan kebebasan orang lain. Dengan berpikir
demikian, diharapkan kita akan lebih bisa menghormati orang lain karena kita
semua memiliki derajat yang sama sebagai manusia.
3.
Menegakkan
Keadilan
Terdapat satu sila dalam Pancasila yang berisi
‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’. Mengacu pada isi Pancasila ini
kita bisa segera menyimpulkan bahwa menegakkan keadilan di masyarakat termasuk
dalam contoh filsafat Pancasila yang harus dipatuhi. Keadilan bukan selalu
berarti sama rata, melainkan menempatkan segala sesuatu pada porsi atau
tempatnya. Tidak hanya itu, keadilan ini berlaku juga pada semua lapisan
masyarakat. Penerapan keadilan di masyarakat sedikit berkaitan dengan poin
sebelumnya, yaitu persamaan derajat. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang
bulu apakah orang tersebut adalah rakyat biasa ataukah pejabat negara. Semua
orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum dan negara.
4.
Penegakkan
Demokrasi
Penegakan demokrasi di Indonesia juga termasuk dalam
contoh filsafat Pancasila. Hal ini mencerminkan sila keempat Pancasila, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Dalam sila keempat inilah dicerminkan bagaimana Indonesia
menjadi negara yang
menganut demokrasi Pancasila. Tidak hanya itu, sila keempat
Pancasila ini juga menggambarkan bahwa Pancasila sangat menjunjung tinggi
kerakyatan dan kekeluargaan, dimana ada keseimbangan antara kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat umum.
5.
Membela Negara
Para pahlawan dan pendiri bangsa Indonesia telah
berjuang mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang harus
kita jaga dan pertahankan sebagai generasi penerus bangsa. Ini juga merupakan
contoh filsafat Pancasila yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan
bernegara. Untuk memihak dan membela negara di zaman modern saat ini tidak
selalu berupa partisipasi dalam kegiatan peperangan, atau bergabung menjadi
tentara atau profesi bela negara lainnya. Ada banyak bentuk bela negara yang
bisa kita lakukan sebagai warga sipil. Contoh cara mewujudkan bela
negara bagi generasi muda saat ini misalnya dengan senantiasa
memilih produk buatan negara sendiri daripada produk impor atau dengan menjaga
nama baik bangsa di mata dunia, terutama di era globalisasi dimana persaingan
antar negara dapat terjadi dengan sangat mudah.
Komentar
Posting Komentar