Diskriminasi dan Etnosentris


A.   DISKRIMINASI

Diskriminasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya). Sedangkan definisi dari diskriminasi adalah segala bentuk pembedaan berdasarkan pembedaan, pengecualian, pembatasan atau pemilihan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan dalam bidang sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Diskriminasi sendiri terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
a.      Diskriminasi Langsung
Suatu tindakan yang dengan jelas dilakukan langsung merujuk, mengarah, atau menyebutkan adanya perbedaan dalam berbagai segi, baik suku, agama, ras, antar golongan, budaya, politik, opini, dan lain-lain.
Contoh : Adanya bentuk diskriminasi bahwa jangan menikah dengan wanita yang asli keturunan dari tanah minang atau Padang. Karena wanita dari Padang itu memiliki sifat “mayoritas” dari pada lelaki yang menjadi suaminya. Selain itu, pandangan bahwa orang Padang itu pelit. Sebenernya wanita yang berasal dari Padang tidak semuanya pelit dan memiliki sifat yang “mayoritas” terhadap suaminya.
b.      Diskriminasi Tidak Langsung
Jenis diskriminasi yang awalnya bersifat netral, namun lama kelamaan menjadi diskriminasi saat dipraktekan atau di lapangan.
Contoh : Adanya perbedaan pembangunan fasilitas antara daerah pusat dengan daerah terpencil di Negara Indonesia.
Diskriminasi sendiri bukan suatu hal yang tabuh di kalangan masyarakat, karena akhir-akhir ini Indonesia sendiri sangat sensitif dengan hal berbau diskriminasi. Oleh karena itu upaya dalam menghindari diskriminasi adalah kita harus menjunjung tinggi sikap toleransi. Sikap dimana kita paham bahwa orang lain juga memiliki hak dan tujuan hidup mereka masing-masing. Sikap kita harus saling menghargai selama itu tidak merugikan atau mengganggu kita.

B.    ETNOSENTRIS
Selain diskriminasi ada juga Etnosentris. Apa itu etnosentris? Etnosentris menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Di Indonesia sendiri sering juga muncul kasus etnosentris hal ini dipicu karena Bangsa Indonesia sangat beragam baik suku, budaya, agama, ras, adat istiadat, bahasa daerah, dan lain-lain. Keberagamaan ini yang biasanya menimbulkan berbagai gesekan dikalangan masyarakat kita.



 Contoh dari kasus etnosentris adalah “Tradisi Potong Jari” di Papua. Mungkin untuk kalian yang tinggal atau berasal dari pulau diluar Papua menganggap tradisi ini sangat mengerikan dan sangat tidak ada manfaatnya. Tapi berbeda dengan pandangan masyarakat Papua itu sendiri, khususnya di Suku Dani di Papua.


Tradisi potong jari atau biasa disebut dengan Iki Palek dilakukan karena timbulnya rasa kecewa karena cinta atau rasa sedih karena ditinggal sanak saudara mereka yang telah meninggal. Tradisi potong jari ini umumnya dilakukan oleh perempuan Suku Dani, sedangkan para lelaki biasanya potong kulit telinga. Semakin banyak ruas jari yang dipotong hal itu menandakan semakin banyak sanak keluarga yang meninggalkannya serta rasa duka yang dialaminya. Tradisi ini sendiri bagi masyarakat Suku Dani menunjukkan rasa cinta dan setia mereka pada orang yang dicintai sampai rela memotong jari atau kulit telinga mereka.
Sama halnya dengan kasus diskriminasi diatas, pada kasus etnosentris ini sikap yang harus kita jaga adalah saling menghargai, menjunjung toleransi, serta mau membuka diri untuk belajar/paham baik budaya, adat istiadat, bahasa daerah, dan sebagainya. Dengan sikap-sikap tersebut kita bisa saling mengerti satu sama lain dan mengurangi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan perpecahan.

Referensi :
1.     Maria Assumpta Anindita Suryaningrum (2015). Jurnal Disikriminasi HAM Terhadap Hak Bekerja Bagi Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dan Penderitaan (Kekalutan Mental)

Penyelesaian Konflik