SIKAP MAHASISWA MENGHADAPI PILKADA DAN PERBEDAAN PENDAPAT
Sikap kita sebagai mahasiswa dalam menyikapi pilkada dan
perbedaan pendapat adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Politik Bersama Masyarakat
Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa jadi
harus mempunyai sikap yang kritis terhadap perkembangan situasi pilkada. Oleh
sebab itu kita harus turut andil
berpikir kritis dan cerdas dalam memilih kepala daerah. Dan hal tersebut bukan
hanya tanggungjawab mahasiswa, melainkan seluruh elemen masyarakat sebelum
melakukan pemilihan kepala daerah. Mahasiswa sebagai agen penggerak harus bisa
bergerak belajar bersama masyarakat untuk menentukan siapa pemimpin daerah yang
terbaik. Karena pemilih yang cerdas memilih berdasarkan
pertimbangan hal-hal rasional adalah atau pertimbangan logis yaitu
berdasarkan program kerja yang ditawarkan masing-masing pasangan calon kepala
daerah bukan berdasarkan suku, agama maupun asal. Untuk itu mahasiswa bersama
masyarakat dapat melakukan kegiatan seperti bedah visi dan misi calon kepala
daerah, melakukan kajian terhadap kapasitas dan integritas calon kepala daerah,
mengkaji program kerja calon kepala daerah. Dengan melakukan berbagai kegiatan
tersebut diharapkan dapat terpilihnya kepala daerah yang terbaik dan dapat
meningkatkan pembangunan di daerah tersebut.
2. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Dengan adanya pilkada maka akan muncul berbagai perbedaan
pendapat, hal tersebut harus kita sikapi secara dewasa. Perbedaan pendapat
jangan kita jadikan bomerang yang bisa memecah belah kita. Tapi perbedaan
pendapat harus kita jadikan referensi dalam memilih kepala daerah yang terbaik.
Untuk mencegah hal tersebut kita dapat melakukan hal berikut. Tidak mudah
menerima segala informasi secara mentah-mentah, yang terkadang infomasi
tersebut bisa membuat kita pecah-belah. Kita harus pintar dalam menyaring
informasi yang masuk tidak langsung menelannya bulat-bulat. Sebelum menerima
informasi kita harus mencari sumber informasi tersebut, mengkaji apakah
informasi tersebut bisa dipertanggung jawabkan kebenerannya, dan lain-lain. Karena
situasi politik akan banyak orang-orang “usil” yang ingin memecah belah kita. Oleh
karena itu kita harus pintar dalam menyikapinya.
3. Tidak Mudah Tergiur Imbalan
Dengan adanya pesta demokrasi besar-besaran tidak bisa
kita pungkiri ada saja pihak-pihak yang memberikan kita imbalan jika kita
memilih calon tersebut. Hal ini sama saja kita mempraktikan kegiatan korupsi. Kita
harus tegas dalam pendirian dan tegas untuk menolak imbalan tersebut. Sebagai mahasiswa
kita harus berperan aktif juga dalam mengawasi kegiata-kegiatan politik yang
menyangkut masyrakat seperti kampanye dan kegiatan politik lainnya. Mahasiswa
harus turut andil mengawasi dan melaporkan jika terjadi hal tersebut. Karena
pemilu yang sukses adalah pemilu yang berjalan jujur, berani, adil serta damai.
Kita sebagai mahasiswa harus meningkatkan rasa peduli kepada masyarakat. Masyarakat
harus peduli dengan kamjuan daerahnya sendiri, oleh karena itu kita sebagai
mahasiswa bergerak bersama masyarakat memilih pemimpin yang jauh dari cara
kotor seperti meberi imbalan. Mahasiswa bersama masyarakat harus teguh
pendirian dan tidak mudah tergiur berbagai imbalan demi meberikan suaranya di
pilkada.
Komentar
Posting Komentar