Pengertian Cinta Kasih
Etimologi kata
“cinta” merupakan kata serapan dari bahasa Melayu cinta yang berasal dari bahasa Sansekerta. Cinta yang berarti
“pikiran, kecemasan, kepedulian, pertimbangan” akan sesuatu. Tidak ada yang
tahu kapan kata tersebut mulai digunakan, namun diperkirakan telah digunakan
sejak zaman kerajaan Hindu di Indonesia.
Cinta
sangat sulit dicari pengertiannya karena tidak ada satuan yang tepat untuk
menyatakan kadar cinta dan sebab mengapa cinta itu muncul. Cinta seringkali
datang di saat yang tidak terduga dan kepada orang/benda yang tidak terduga
pula. Beberapa ahli dan filsuf
mencoba mengartikan apa itu cinta :
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih
memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan
suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir sama,
namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung
pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Dalam
bukunya seni mencintai, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama memberi,
bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan.
Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling
menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya, bagaimana
seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
Sedang dengan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama
sekali suka rela yang dalam kasus ibu dan anak bayinya menunjukkan
penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur yang ketiga adalah perhatian diri
sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah
pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan ke
empat unsur tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan
pengenalan, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr.
Sarlito W.Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah
adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau
pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Unsur yang kedua adalah keintiman,
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara
anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti
bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan
sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi,
pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa merasa berhutang, tidak saling
menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu
adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika
jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Selanjutnya
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya.
Kadang-kadang ada keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraan
kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiataan yang amat kuat, kecemburaannya
besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena
tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta
sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak
ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada
hal-hal lain dari pada partnernya.
Pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr, Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya
manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong
seseorang untuk mencintai kekasihnya penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang
tidak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Jika
seseorang ingin menikmatinya dengan cara terhormat dan mulia, suci dan penuh
taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu
untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia pula.
Menurut
Swihart, cinta adalah usaha aktif produktif yang melibatkan
komitmen, penghargaan, perhatian, dan rasa persatuan. Menurut Scott Peck,
cinta adalah keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud
memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang
lain. Menurut Kahlil
Gibran, cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena
cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala
alami pun tak bisa mengubah perjalanannya, ibarat seekor burung yang cantik
meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.
Macam-macam Cinta Kasih
Adanya beberapa macam cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
• Cinta kasih antar orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan
dan memenuhi kebutuhan anaknya,
berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan
agar anaknya menjadi orang baik dan berguna dikemudian hari.
• Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh
perhatian terhadap seorang wanita dengan
perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan setangkai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih
terhadap gadis itu.
• Cinta kasih antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat
berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya
berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit itu.
• Cinta kasih antara manusia dan Tuhan. Apabila seorang taat
beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu
mempunyai cinta kasih kepada Tuhan penciptanya.
• Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang
menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu
di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan
secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau
menyayangi lingkungan hidupnya.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar